Serap Aspirasi di SMAN 1 Kota Ternate, Malik Silia Soroti Prestasi Guru dan Siswa yang tidak pernah dihargai

Kota Ternate104 views

AKSESNEWS.COM, TERNATE – Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Maluku Utara Fraksi PKB, Abdul Malik Silia mengelar silaturahmi dan reses masa sidang ke-lll tahun 2022 di SMA Negeri 1 Kota Ternate, Selasa (20/9/22).

Dalam reses tersebut, Abdul Malik Silia yang merupakan Anggota DPRD daerah pemilihan satu (dapil 1) meliputi Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Barat disambut baik oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Ternate, Mustamin Lila dan para dewan guru serta siswa-siswi.



Dikesempatan itu, Malik Silia langsung memberikan kesempatan kepada para guru dan siswa yang hadir untuk menyampaikan usulan-usulan maupun permasalahan yang kemudian harus menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Maluku Utara.

Kepala Sekolah Sekolah SMA Negeri 1 Kota Ternate, Mustamin Lila sangat mengapresiasi kehadiran Komisi IV DPRD Provinsi Maluku Utara karena telah memilih SMA Negeri 1 Kota Ternate sebagai tempat menyerap aspirasi para guru dan siswa-siswi.

Dengan adanya kegiatan ini, taman-taman guru dapat berkesempatan untuk bisa menyampaikan masukan, curhatan dan beberapa permintaan, khususnya tata usaha dan tenaga kependidikan serta para siswa siswi.

Mustamin Lila bilang, pada kesempatan tersebut bidang tata usaha menyampaikan masuknya agar DPRD dapat menyampaikan aspirasi tenaga honorer untuk diprioritaskan dalam formasi CPNS atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Hal ini karena tenaga honorer untuk tenaga pendidik cukup banyak, apalagi sudah lama mengajar di sekolah.

Tak hanya itu, ada beberapa hal yang juga disayangkan dan patuh untuk ditindaklanjuti oleh anggota DPRD seperti hak-hak Guru Non Sertifikasi yang berkaitan dengan tunjangan non sertifikasi yang mana dianggarkan dalam APBN tetapi sudah beberapa tahun terakhir tak terbayarkan, “ungkapnya.

Selain tenaga honorer, wakasek sarana dan stafnya juga mengusulkan agar pemerintah dapat menambahkan dua ruang untuk SMA Negeri 1 Kota Ternate karena sudah dianggap tak layak untuk digunakan.

Kepsek menjelaskan, meski saat ini dalam pandangan sebagian orang dan bahkan Dinas Pendidikan mengatakan bahwa semua sarana prasarana sudah lengkap, tetapi nyatanya samapi saat ini kita masih memiliki kekurangan rencana pemenuhan ruang kelas baru (RKB) karena dua ruang sebelumnya sudah tidak memungkinkan untuk digunakan.

Walupun ada didalam dapodik, tapi sudah diisi dalam kondisi rusak berat. “Itu yang dibutuhkan sekarang”.

“Sekarang karena rusak, para siswa-siswi saat ini terpaksa dititipkan ke ruang Lab IPA dan Lab Multimedia BBM,”katanya.

Selain RAB, para guru juga menyuarakan terkait dengan belum adanya ruang Osis, dan ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan sebagainya.

Dikesempatan itu, perwakilan beberapa siswa juga meminta untuk menyampaikan kepada dinas pendidikan provinsi dalam hal ini Pemerintah Provinsi Maluku Utara agar dapat menyediakan ruang ekspresi termaksud dalam bidang seni, tari seperti pembangunan Gor atau aula besar.

Hal tersebut agar mereka bisa beraktivitas lebih luas, baik itu seni maupun olahraga untuk dapat mencurahkan bakat dan meningkatkan prestasi pada bidang seni, tari dan olahraga.

Kepsek menambahkan, disini memang memiliki keterbatasan lahan, sehingga mereka butuhkan ada semacam Gor. Jika ini dapat dilakukan nantinya dipikirkan kalau bukan di sekolah berarti mungkin dititik tertentu.

“Semua itu tergantung pada pemerintah, mau untuk ditempatkan di Ternate atau pada setiap kabupaten kota yang ada di Maluku Utara, “sarannya.

Selani infrastruktur, Kepada Malik Silia, para siswa juga mengeluhkan sikap pemerintah provinsi Maluku Utara atas kurangnya perhatian pemerintah provinsi atas apresiasi dan prestasi yang mereka sudah peroleh, contoh ada lomba debat bahasa Inggris, bahasa Indonesia tingkat kota, kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional dan kemudian ada OSN, FLS2N, serta kegiatan kegiatan lain-lain yang dilaksanakan oleh kementerian pendidikan.

Olehnya itu mereka berharap kedepannya ketika ada kegiatan, pemerintah provinsi bisa dapat memberikan apresiasi oleh dinas pendidikan minimal ada penghargaan.

“Mereka sangat membutuhkan dukungan, apalagi dalam setiap kegiatan mereka sudah membawa nama baik provinsi, jika kita di Sekolah yang berikan itu hanya bisa dari Dana Bos dan Dana Komitme, dan itu hanya sebatas untuk memfasilitasi mereka dalam berkegiatan, pembinaan dan sebagainya, “ujarnya Kepsek.

Olehnya itu, mereka berharap pasca mereka mendapatkan juara dan membawa nama harum provinsi, maka minimal ada, karena itu masih kurang ada perhatian sehingga banyak siswa yang menyuarakan untuk ada perhatian pemerintah provinsi yang sudah membawa nama baik ke tingkat nasional.

Alhamdulillah, pak Malik sangat merespon positif. Hal itu karena sebelum reses kunjungan DPRD Komisi IV provinsi kami juga sudah menyampaikan itu dan itu menjadi tanggung jawab mereka yang akan menyampaikan kepada pemerintah, apalagi terkait RKB.

Ia berjanji akan memperjuangkan melalui dana DAK atau APBD induk untuk dialokasikan pada dua ruang belajar yang masih kurang, “tutur Kepsek.

“Saya berharap, sesuai apa yang telah disampaikan pak Malik dapat menindaklanjuti untuk memperjuangkannya disana melalui kewenangan beliau dengan teman-teman di DPRD, dan tentunya juga ada koordinasi dengan dinas terkait dan Badan Keuangan provinsi Maluku Utara untuk bisa mengakomodir apa yang disampaikan oleh guru maupun siswa-siswi, “pungkasnya.

Sementara, Abdul Malik Silia mengatakan bahwa agenda reses ini dilakukan untuk bagaimana mendengar langsung apa yang menjadi keluhan para siswa-siswi, dan para guru yang bertugas di SMA Negeri 1 Kota Ternate.

Malik Silia bilang, setelah melakukan pertemuan bersama para siswa-siswi dan guru, ia melihat maslaah yang dianggap paling miris dilakukan oleh pemerintah provinsi Maluku Utara adalah prestasi guru dan siswa masih diabaikan dan tidak pernah dihargai.

“Saya menganggap bahwa yang selama ini belum terselesaikan, namun saya menyoroti yang paling miris adalah sola prestasi guru dan siswa tidak pernah dihargai.

Dimana, para guru dan siswa yang mengeluh soal bagaimana sport pemerintah provinsi terhadap siswa dan guru-guru yang berprestasi pada saat mengikuti kompetisi nasional, “ujarnya.

Olehnya itu, setelah reses ini sudah menjadi tugas saya secara pribadi maupun komisioner di Komisi IV untuk berkewajiban mengingat pemerintah daerah agar kedepannya memperhatikan guru dan siswa yang berprestasi.

Malik mengingatkan agar sebaiknya sebelum mengikuti kompetisi lebih baik dilakukan training center (TC), karena itu yang harus disiapkan oleh pemerintah provinsi Maluku Utara dan bukan hanya sekedar dukungan moril, melainkan diperlukan adanya dukungan dana yang merupakan hal wajib.

Untuk diketahui, dalam kegiatan yang berlangsung di SMA Negeri 1 Kota Ternate, dihadiri oleh Kepala Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Ternate dan 5 guru honorer, 12 orang perwakilan tata usaha dan 60 orang perwakilan dari siswa-siswi per kelas sebanyak 2 orang dari 36 kelas 10, 11 sampai kelas 12. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *