AKSESNEWS.COM, KAWASI – Tiga lembaga independen, Universitas Indonesia (UI), Perkumpulan Telapak, dan Universitas Khairun (Unkhair), merilis hasil observasi yang menempatkan Harita Nickel sebagai salah satu contoh praktik pertambangan bertanggung jawab di Indonesia.
Evaluasi yang dilakukan di Pulau Obi, Halmahera Selatan, menegaskan pengelolaan limbah, air, dan dampak sosial perusahaan berjalan sesuai standar keberlanjutan.
Dari aspek teknis, UI mencatat penggunaan teknologi pengelolaan limbah tingkat lanjut. Pakar lingkungan Sekolah Ilmu Lingkungan UI, Tri Edhi Budhi Soesilo, menjelaskan bahwa perusahaan telah mengadopsi Dry Stack Tailing Facility (DSTF) yang mampu meminimalkan risiko pencemaran. Konsep Zero Waste Mining yang memungkinkan limbah non-B3 seperti slag nikel diolah kembali juga dianggap sebagai langkah maju.
“Harita Nickel berhasil menggabungkan efisiensi industri dengan kepedulian lingkungan,” ujar Tri Edhi.
Telapak dalam laporannya menyatakan tidak menemukan pencemaran limbah cair di area operasional. Ketua Tim Observasi Lingkungan Telapak, Dickson Aritonang, menyebut perusahaan telah melakukan pengurangan zat berbahaya secara konsisten, sehingga aktivitas pertambangan tetap berada dalam batas aman bagi lingkungan.
Temuan positif turut disampaikan Unkhair. Guru Besar Perikanan dan Ilmu Kelautan, Janib Achmad, menyebut kualitas air laut di Kawasi dan Soligi berada dalam baku mutu nasional. Parameter utama seperti pH, BOD, dan kekeruhan menunjukkan kondisi stabil dan mendukung aktivitas perikanan.
Penelitian Unkhair menegaskan dampak ekonomi turut dirasakan masyarakat pesisir. Keberadaan perusahaan yang menjadi pembeli tetap hasil laut telah memberikan kepastian pendapatan bagi nelayan. Sektor pertanian juga mendapat manfaat serupa, dengan lebih dari 27 ton sayur dan buah per tahun dipasok petani dari Desa Buton dan Akegula ke perusahaan.
Dari aspek sosial, Telapak mencatat kemunculan tokoh penggerak lokal yang meningkatkan ruang pemberdayaan perempuan di Pulau Obi. Program sosial perusahaan dinilai memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial yang inklusif di desa-desa sekitar.
Komitmen keberlanjutan Harita Nickel dipertegas melalui audit penuh Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), serta percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 40 MWp di Pulau Obi dalam rangka mengurangi emisi karbon. (red)






















Discussion about this post