AKSESNEWS.COM, TIDORE – Alud Sapaan akrab Abdullah Dahlan, yang pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kota Tidore Kepulauan selama dua periode selalu penuh energi dan inspirasi. Kepada media ini, ia menuturkan dengan penuh kebanggaan tentang semangat gotong royong atau cou sebuah tradisi yang ia sebut sebagai “mata air kemanusiaan” di Kelurahan Tomalou, Kecamatan Tidore Selatan.
“Cou adalah mata air kemanusiaan. Ia mesti dirawat tak hanya dalam ingatan, tetapi juga dalam laku. Di Kelurahan Tomalou, kita belajar memanusiakan relasi sosial. Cou menjadi benteng peradaban di kampung nelayan ini,” tutur Abdullah, mengutip sebuah esai lokal yang ia kagumi.
Pagi tadi, semangat cou kembali hidup di Tomalou. Warga secara swadaya bergotong royong membangun tembok tepi tiga lapis untuk lokasi pembangunan Gedung Islamic Center. Dengan panjang sekitar 80 meter dan tinggi enam meter, pekerjaan itu dimulai sejak pukul 08.00 WIT. Hingga menjelang siang. lapisan plester terakhir diselesaikan dalam suasana penuh kebersamaan.
“Ooo Greceleee!” seruan khas bahasa Tidore menggema di antara warga yang bekerja. Seruan itu menjadi semangat yang memompa energi setiap individu, tanpa memandang usia atau status. Tangan-tangan warga Tomalou, mulai dari pemuda hingga orang tua, bergandengan dalam harmoni kerja bakti yang begitu erat dengan identitas mereka.
Ketua Pemuda Tomalou, Abdullah menambahkan, pembangunan ini menjadi simbol kekuatan komunitas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa kampung nelayan ini bisa melahirkan hal besar, bukan hanya dari pemerintah, tetapi dari kekuatan kolektif masyarakat. Cou adalah jiwa kami,” ungkapnya.
Gedung Islamic Center ini diharapkan menjadi ikon baru bagi Tomalou, sekaligus ruang yang dapat menampung berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Dengan kerja keras dan komitmen seperti ini, Abdullah yakin pembangunan akan rampung lebih cepat dari jadwal.
Tagar seperti #GotongRoyong, #Cou, dan #WargaTomalou mulai ramai di media sosial, menjadi saksi betapa tradisi ini masih relevan di tengah modernitas. Dalam setiap semangat cou, tersimpan harapan untuk memupuk kebersamaan dan melindungi nilai-nilai kemanusiaan di Tomalou.
Sebagaimana Abdullah berkata, cou bukan hanya kerja bakti, ia adalah peradaban yang tumbuh dari akar, disemai oleh solidaritas, dan bermekar sebagai wajah kemanusiaan di Tidore.(*)
Discussion about this post