AKSESNEWS.COM, TERNATE – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) mengelar temu penguatan Perempuan dan anak penyintas kekerasan di Maluku Utara.
Kegiatan yang berlangsung di Grand Majang Hotel Ternate, dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas PPPA Maluku Utara, Hj. Musrifah Alhadar.
Dikesempatan itu, Musrifah Alhadar berharap kegiatan temu penguatan perempuan dan anak penyintas kekerasan dapat berbagi cerita satu sama lain, dan membuat penyintas menjadi lebih survive, menjadi role mode untuk sesama, serta menumbuhkan kembali rasa kepercayaan diri.
Tak lupa sebelum memulai, Musrifah Alhadar juga memberikan semangat dan dukungan kepada para penyintas kekerasan sekaligus mengajak semua peserta untuk memanjatkan doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT agar senantiasa diberikan rahmat dan nikmat kepada semua yang hadir.
Saat ini, lanjut Musrifah menyampaikan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan hal yang umum terjadi di kalangan masyarakat, banyak bentuk kekerasan yang dialami oleh perempuan dan anak seperti kekerasan seksual yang dialami oleh anak perempuan maupun laki-laki serta kekerasan fisik dan psikis yang dialami oleh perempuan dewasa dan atau ibu rumah tangga.
Meski begitu, menurut Musrifah, tak menutup kemungkinan korban yang mengalami kekerasan tentu meninggalkan trauma yang sangat mendalam bagi seorang perempuan.
Bahkan, penyintas kekerasan terus merasakan berbagai dampak yang merugikan akibat kekerasan seksual yang dialami dan harus hidup diliputi trauma. Resiliensi adalah kemampuan untuk dapat bangkit dan bertahan setelah mengalami situasi yang buruk.
Seiring perkembangan zaman, kata Musrifah, kasus kekerasan marak diperbincangkan di media sosial. Di satu sisi, kasus-kasus yang terangkat oleh media akan menarik perhatian khalayak guna dibaca, dianalisis, dikritisi dan sebagainya.
Namun bagi penyintas, kasus kekerasan dapat memberikan dampak yang sangat menakutkan untuk mereka.
“Memang ada beberapa penyintas yang merasa mendapat “kekuatan baru” saat mengetahui ada penyintas lain yang berani speak up soal kekerasan di media sosial. Namun, tak sedikit yang trauma buruknya tersulut kembali lantaran mendengar pengalaman kekerasan seksual orang lain. juga mampu menjadi bagian dari solusi mengurangi tingginya kekerasan yang tidak tertangani, “ujar Musrifah.
Musrifah menjelaskan bahwa sejauh ini, kasus perempuan dan anak penyintas kekerasan yang pernah ditangani oleh UPTD PPA Provinsi Maluku Utara ada yang sudah melewati beberapa proses yang dapat membuat penyintas survive dapat meningkatkan resiliensi mereka.
“Kami juga mendorong UPTD PPA untuk memberikan layanan terbaik kepada penyintas meliputi pendampingan, konseling, konseling hukum, pemeriksaan psikologi oleh psikolog klinis, pendampingan proses hukum, pendampingan untuk fasilitas kesehatan, pendampingan pembuatan identitas/akta lahir, pendampingan ke sekolah untuk konsultasi kelanjutan pendidikan penyintas, layanan mediasi serta penjangkauan korban, “katanya menegaskan.
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini kami berharap bapak/ibu dan adik-adik sekalian dapat menjalani hari-hari dengan penuh kebahagiaan dan semangat baru, “pungkas.
Untuk diketahui, kegiatan ini juga menghadirkan beberapa narasumber perlindungan hukum seperti, Sahidin Malan, SH dan Setyani Alfinuha, M.Psi.,Psikolog,
Sentra Wasana Bahagia Ternate Kementrian Sosial, Dra. Kamsiaty Rotty, dan juga dihadiri langsung Kepala UPTD PPA Provinsi Maluku Utara dan seluruh timnya puluhan peserta kegiatan. (*)