Pemprov Malut Capai 82 Indikator Target Nasional SDGs

Advektorial16 views

AKSESNEWS.COM, TERNATE – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) dilaporkan telah melaksanakan 82 indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SGDs) sepanjang 2020-2024.

“Berdasarkan data hasil capaian, tercatat sudah 32 persen atau sebanyak 82 indikator TPB/SGDs yang telah dilaksanakan dan mencapai target nasional dari total 217 indikator yang menjadi kewenangan Pemprov Malut,” ujar Kepala Bappeda Malut, Muhammad Sarmin S Adam, saat menyampaikan materi dalam kegiatan Capacity Building Pengembangan SDGs Center Regional Maluku, Kamis (18/07/2024) di Muara Hotel Ternate.

Iklan Hari Ibu ke 96, Dinas PPPA Maluku Utara, Kadis DPPPA, Musrifah Alhdar.

Dari 82 indikator tersebut dilaksanakan pada 21 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Malut. Yang tertinggi adalah capaian pada Dinas Kesehatan sebanyak 20 indikator, lalu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak delapan indikator. Sisanya terbagi rata-rata pada angka 1-6 di OPD lainnya.

Sementara itu, terdapat 57 atau sebesar 26 persen indikator yang telah dilaksanakan Pemprov Malut, namun belum mencapai target nasional.

“Lalu 12 indikator (lima persen) belum dilaksanakan. Sementara sisanya sebanyak 69 indikator (31 persen) yang belum ada data progresnya,”ujarnya.

Sarmin berujar, berdasarkan isu strategis pembangunan berkelanjutan Provinsi Malut berdasarkan isu dan kerangka kebijakan nasional sebagaimana RPJPN 2025-2045, terdapat terdapat tiga isu yang menjadi fokus Pemprov Malut, yaitu perubahan iklim, polusi dan kerusakan lingkungan serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Dari hasil capaian tersebut, Bappeda lanjut Sarmin, merekomendasikan tiga hal yakni Diperlukan visi pimpinan daerah yang prioritaskan dan jadikan mainstream TPB/SDGs secara tegas dalam rencana pembangunan; konsistensi dan keberpihakan pembangunan terhadap ketersediaan data, target pencapaian indikator dan penganggaran TPB/SDG.

“Serta upaya untuk terus mengoptimalkan koordinasi dengan pelaku usaha, akademisi, filantropi, lembaga kemasyarakatan, dan unsur masyarakat lainnya,”papar Sarmin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *