AKSENEWS.COM, SOFIFI – Menghadapi tantangan dan persaingan perekonomian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah.
Saat ini, pelaku UMKM merupakan kelompok yang memiliki jumlah paling besar, dan bahkan kelompok UMKM ini terbukti dalam wujud nyata memberikan kontribusi produksi nasional dan memiliki unit usaha, serta penyerapan tenaga kerja yang begitu banyak.
Seperti halnya di Maluku Utara (Malut), berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Malut pertahun 2021, tercatat sebanyak 76.801 pelaku UMKM di wilayah Malut yang aktif dengan berbagai macam jenis usaha.
Mengantisipasi hal tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Malut bersama Akademis Fakultas Ekonomi Pembangunan Unkhair Ternate menindaklanjuti kerjasama sebelumnya, mulai melakukan seminar awal kerja penelitian.
Kegiatan seminar awal kerja yang berlangsung dengan mengusung tema “Strategi Pengembangan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah di Provinsi Maluku Utara, dilakukan dalam rangka mengoptimalkan potensi ekonomi para pelaku UMKM di wilayah Malut.
Gubernur Malut, KH. Abdul Gani Kasuba, yang diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan, Ir. H. Abuhari Hamzah saat membuka secara resmi seminar tersebut, mengatakan bahwa ada tiga pilar strategi nasional yang telah ditetapkan Kementerian Koperasi dan UKM dalam pengembangan koperasi dan UMKM di Indonesia.
“Ketiga pilar tersebut adalah Kapasitas usaha dan kompetensi UMKM, Lembaga keuangan yang ramah bagi UMKM serta Koordinasi lintas sektor untuk mendukung ekosistem UMKM, “ujarnya.
Abuhari Hamzah menjelaskan bahwa tiga pilar tersebut menjadi komitmen bahwa sektor Koperasi dan UKM terus untuk bagaimana mendorong sektor ekonomi secara nasional maupun secara regional.
Menurutnya, kegiatan seperti ini membuktikan bahwa ada langkah strategi pemerintah dalam peningkatan perkembangan koperasi dan UMKM. Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah bagaimana perluasan akses kawasan.
Selain itu, Pemerintah juga terus berupaya untuk bagaimana meningkatkan daya saing, pengembangan kewirausahaan dan akselerasi pembiayaan, investasi dan kemudahan serta kesempatan untuk berusaha dalam koordinasi lintas sektor.
Oleh sebab itu, melalui awal penelitian khusus pada strategi pengembangan UMKM di Malut, semoga ini dapat memberikan hasil yang positif dalam rangka membina dan mengembangkan koperasi Malut.
Ia berharap, seminar awal ini dapat menjadi tuntutan terbaik untuk dapat menata lembaga koperasi di Malut saat ini, dan yang akan datang, “harapnya.
Sementara Kepal Balitbangda Malut, Mulyadi Wowor mengatakan bahwa koperasi dan UKM setiap hari menjadi bahan yang selalu enak didiskusikan. Hal ini karena banyak koperasi yang berdiri dan banyak juga koperasi sampai hari ini sudah tidak menjalankan fungsinya.
Terlebih itu, sejak Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sampai saat ini peluang UMKM di
Provinsi Malut dalam meningkatkan pendapatan serta bagaimana kontribusinya kepada pembangunan daerah.
Sebab itu, ini yang menjadi bahan untuk kami di Balitbangda dan kebetulan ditahun kemarin kami juga telah membahas bersama dengan Dinas Koperasi dan UKM terkait bagaimana perkembagan UKM di era digital.
Meski begitu, Lanjut Mulyadi Wowor, sampai saat ini kita belum bisa melihat bahwa UMKM kita bisa mampu bersaing sampai ke pasar-pasar luar.
Dikatakan, sampai saat ini masih banyak produk-produk yang didatangkan dari luar daerah, sementara kita punya potensi, kita punya sumberdaya, “Nah apa yang salah di sini?
Untuk itu, kami bersama para pakar yang ada di Universitas Khairun Ternate, Rabu (22/6/22) berada di aula Balai Kop Dinas Koperasi dan UKM Malut duduk berembuk dengan Dinas Koperasi dan UKM untuk bagaimana melihat strategi kedepan.
“Ini merupakan seminar awal, apa strategi kita, kemudian strategi ini yang akan menjadikan inovasi kedepan. “Saya tentunya pada kesempatan ini berharap kontribusi pemikiran bapak Ibu yang ada untuk kemudian menyempurnakan usulan rancangan awal kajian, pungkasnya. (*)