AKSESNEWS.COM, TIDORE – Pemerintah Kota Tidore Kepulauan melalui dinas pariwisata akan memprioritaskan pembangunan pariwisata di tahun 2025.
” tanggal 25 Juni ini tim KSPN dari kementerian pariwisata akan turun meninju langsung kota Tidore yang di usulkan sebagai kawasan strategis pariwisata nasional “. Ungkap Kepala dinas pariwisata kota Tidore Kepulauan Daud Muhammad saat di temui. Jum’at (21/6/2024)
Selain kawasan strategis pariwisata nasional dinas pariwisata kota Tidore Kepulauan akan menetapkan beberapa kawasan untuk dijadikan kawasan cagar budaya diatasnya. mosium siyinge malige, benteng tahulah, benteng peninggalan spanyol di kelurahan Rum balibunga dan beberapa objek wisata sejarah lainnya.
“Untuk pariwisata kita memakai tiga paradigma sesuai dengan bluprin yang telah kita sampaikan pada kementerian pariwisata, wisata sejarah yang terfokus pada situs situs sejarah, benteng, Kedaton, museum, dan rumah adat yang menjadi skala prioritas”. Sambungnya
Tak hanya itu untuk wisata bawah laut Daud juga mengatakan bahwa dinas pariwasata telah mengusulkan dua destinasi pariwisata bawah laut yang akan dijadikan cagar budaya antaranya, tanjung sosasio dan Tanjung tongwai .
“Kita punya sepuluh spot daifing yaitu Maitara , spot rum, tanjung sosasio, tanjung tongwai, spot pasi, failonga, spot tugulufa, dan ada satu yang menarik yang sementara kita usahakan cagar budaya bawah laut yaitu tanjung sosasio,dan Tanjung tongwai “. Kata Daud
Dirinya juga menambahkan akan melakukan tour sejarah yang melibatkan dua provinsi, provinsi Maluku Utara dan provinsi Papua.
“Di tahun 2024 ini melalui APBD kita memperbaiki eks kediaman gubernur irian Barat, insyaallah ditahan depan kita juga memperbaiki kantor Polsek Tidore, perumahan polri semua infrastruktur sudah kita lengkapi baru kita bercerita dengan provinsi Papua untuk membuat Napak tilas bersama sama provinsi Maluku Utara dalam hal ini kota Tidore Kepulauan dan provinsi Papua, kita kembalikan sejarah dulu, kemudian ada dua penginjil dari Jerman oto dan geser yang diberikan ijin oleh sultan Al Mansur”. Tambanya(*)