AKSESNEWS.COM, TIDORE – Setelah mengalami penurunan di tahun 2022, kini prevalensi stunting di Kota Tidore Kepulauan mengalami peningkatan di tahun 2023.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) prevalensi stunting di Kota Tidore Kepulauan mengalami peningkatan 2,2 persen di tahun 2023.
Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), Sukma Albanjar saat diwawancarai membenarkan adanya peningkatan prevalensi stunting di Kota Tidore Kepulauan.
“Berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia naik menjadi 2,2 persen di tahun 2023. Kini angkanya naik menjadi 21,3 persen dari sebelumnya di tahun 2022 19,1 persen” kata Sukma.
Sukma mengatakan di tahun 2022 kemarin, angka stunting di Kota Tidore Kepulauan mengalami penurunan yang begitu signifikan.
“Kalau di tahun 2022 turun jauh dari sebelumnya 25,1 persen menjadi 19,1 persen,” ungkapnya.
Meski SKI mengalami peningkatan, namun data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka prevalensi stunting di Kota Tidore Kepulauan justru mengalami penurunan di tahun 2023.
“Kalau data e-PPGBM itu mengalami penurunan. Data dari e-PPGBM ini kan data dari lapangan atau dari posyandu langsung, kalau data SKI kan mereka ambil sampel,” terangnya.
Namun, Sukma mengaku data tersebut akan menjadi catatan dan evaluasi.
“Yang terpenting tentunya harus menjadi catatan dan evaluasi kita bersama untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi agar angka prevalensi stunting dapat segera dituntaskan sesuai target yang ditetapkan,” tegasnya.
Sukma berharap agar semua lini harus bekerja sama untuk melakukan percepatan penurunan stunting di Kota Tidore Kepulauan.
Saat ini, kata Sukma ada lokasi fokus (lokus) yang sudah ditetapkan dan menjadi target penurunan angka stunting.
“Untuk lokus yang menjadi fokus penurunan stunting ada di tiga kecamatan dan 12 desa dan kelurahan. Diantaranya, Kecamatan Tidore, Kecamatan Oba, dan Kecamatan Oba Selatan,” pungkasnya.(*)