AKSESNEWS.COM, TERNATE – Mewakili Pj. Gubernur Maluku Utara, Pj. Sekprov Dr. Abubakar Abdullah, membuka secara resmi acara perempuan cerdas memilih yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), bertempat di Villa Ria Kelurahan Sasa Kota Ternate, Senin (26/8/24).
Sambutan tertulis yang dibacakan Sekprov, menjelaskan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu momen penting dalam sistem demokrasi di suatu negara. Pemilu tidak hanya merupakan ajang untuk memilih pemimpin, tetapi juga sebagai sarana bagi warga negara untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Dengan berpartisipasi dalam pemilu, perempuan dapat berkontribusi dalam menentukan arah kebijakan publik dan memilih pemimpin yang mewakili kepentingan mereka.
Dalam menyelenggarakan Pemilu yang sukses, peran perempuan di masyarakat memiliki kontribusi yang penting. Sebagai peserta, perempuan memiliki sumbangsih dalam tercapainya kuota 30% keterwakilan perempuan. Perempuan dapat berperan sebagai pemilih yang aktif dan bertanggung jawab sehingga dapat memanfaatkan hak pilihnya untuk memilih calon yang dianggap paling sesuai dengan visi dan nilai-nilai yang dianut.
Terkait dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak adalah momen yang di tunggu – tunggu oleh masyarakat yang tentunya telah memiliki hak pilih. Perempuan muda atau Gen Z haruslah menjadi smart voters, pilihlah calon pemimpin yang betul – betul mampu menyelesaikan masalah daerah, terutama terkait isu – isu perempuan dan anak, serta isu gender. Untuk itu edukasi terkait isu perempuan dan anak perlu terus dilakukan, bukan hanya kepada pemilih namun juga kepada para kandidat pemimpin daerah.
“Dengan jumlah pemilih perempuan yang signifikan di setiap penyelenggaraan pemilihan maupun pemilu membuat keberadaan pemilih perempuan selalu menjadi magnet yang menarik baik bagi pasangan calon, akan tetapi sebagai pemilih yang cerdas sudah seharusnya menentukan keberpihakan dari pemimpin yang akan menjabat 5 (lima) tahun kedepan sangat mempengaruhi kebijakan yang akan berimbas kepada kehidupan kita di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Menurut Sekprov, salah satu program intervensi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dalam grand design adalah Peningkatan Kapasitas Politik Kebangsaan Berperspektif Gender, sebuah program pendidikan politik untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan berbasiskan Keadilan dan Kesetaraan Gender. Tujuan dari Peningkatan Kapasitas Politik kebangsaan adalah untuk meningkatkan kesadaran politik masyarakat baik itu perempuan maupun laki-laki dalam penanaman nilai-nilai kebangsaan yang berbasis kesetaraan gender. Selain itu, pendidikan kebangsaan juga ditujukan untuk menguatkan partisipasi kelompok perempuan dalam berbagai ranah termasuk politik.
Untuk itu diharapakan nantinya gen Z pada kegiatan ini, jika pada saatnya nanti dapat menjadi pemilih yang smart, yang dapat melihat calon pemimpin yang peka terhadap perempuan dan anak, serta tidak bias gender, agar terjamin nantinya hidup Perempuan dan Anak yang sejahtera di Maluku Utara.
“Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya berharap hendaknya para peserta dapat memanfaatkan momen ini dengan baik, sharing dan berbagi informasi tentang Pengalaman dalam dunia politik nantinya dengan para narasumber yang hebat –hebat dan berkompeten sesuai bidang masing – masing,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala DP3A Malut Musrifa Alhadar, upaya peningkatan keterlibatan perempuan perempuan dalam pokitik, didorong melalui tindakan afirmatif sekurang-kurangnya 30 persen keterwakilan perempuan dalam partai politik, lembaga legislatif, maupun dilembaga penyelenggara pemilu. Hal ini telah diatur dalam UU Nomor 7 tahun 2017.
Terkait dengan itu, Kementerian P3A menghasilkan sebuah grand design peningkatan keterwakilan perempuan di DPR, DPD dan DPRD yang diformalkan dalam bentuk Perment PP dan PA Nomor 10 tahun 2015. Permen tersebut menjadi pijakan bagi P3A dalam merancang program kerja, termasuk bagi pemangku kepentingan yang terkait dengan upaya peningkatan keterwakilan politik perempuan.
Dalam grand design ada dua tujuan yang hendak dicapai: (1). Meningkatkan jumlah anghota perempuan di DPR dan DPRD pada Pemilu 2024, (2). Meningkatkan serta memperkuat representasi politik perempuan.
“Selama era reformasi upaya peningkatan keterwakilan politik perempuan telah dilakukan dalam dua strategi : pertama strategi regulasi dengan mengatur tindakan afirmatif pencalonan perempuan sebagai anghota legislatif dalam UU pemilu. Melalui tindakan afirmatif ini maka partai politik peaerta pemilu wajib mencalonkan sekurang-kurangnya 30 persen,” katanya.
Rendahnya keterwakilan politik perempuan juga berdampak pada rendahnya kapasitas representasi
Perempuan setidaknya jika mengacu pada rendahnya produk regulasi yang berpihak pada kepentingan perempuan dan anak, baik dalam bentuk UU maupun Perda. Banyak faktor yamg mengakibatkan keterwakilan kita sebagai perempuan sampai saat ini belum penuhi kuota 30 persen di parlemen yaitu budaya patriarki, yang masih tertanam kuat di maayarakat kita sendiri, seperti tidak adanya rasa percaya pada perempuan, kurang pendidikan politik karena politik sendiri dianggap sebagai ranahnya laki-laki, hal ini yang mengakibatkan perempuan menjadi apatis dengan politik serta streotip gender, yang menganggap laki-laki mampu berpolitik. Saat ini dari Pileg 2024 Malut menghasilkan 14 senator pada DPRD Malut dan 2 srikandi di tingkat pusat.
“Perlu diketahui, jumlah pemilih kita di Malut pada Pemilu 2024 sebanyak 953.978 pemilih dan jumlah pemilih Gen Z sebanyak 303.727 pemilih atau 30 persen pemilih Gen Z dan sebagai urutan pertama jumlah pemilih terbanyak dengan begitu besarnya jumlah pemilih Gen Z, maka anak-anak ku ini yang akan menentukan masa depan Malut,” ungkapnya.
Dengan peran yang begitu besar menurutnya Gen Z tidak hanya menjadi pemilih pasif tapi juga agen perubahan yang aktif dalam proses demokrasi.
Sekadar diketahui, acara tersebut dilanjutkan dengan diskusi oleh pemateri dari unsur KPUD Reni Banjar, Bawaslu Suleman Patras, Akademisi Herman Usman dan Kepala Kesbangpol Malut Armin Zakaria. Acara itu diikuti oleh mahasiswa, siswa dan organisasi cipayung. (Adm)