AKSESESNEWS.COM, TERNATE – Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, kembali merilis Berita Resmi Statistik (BRS) terkait dengan perkembangan Indeks Harga Konsumen atau inflasi dan Nilai Tukar Petani (NTP) serta Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Provinsi Maluku Utara pada bulan November 2024.
Sebagaimana sambutan Pj. Gubernur Malut yang dibacakan Asisten II bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Ir. Sri Haryanti Hatari, pada acara BRS di ruang rapat BPS Malut, Senin (2/12) ini, dirinya mengapresiasi upaya BPS yang turut serta berperan aktif dalam pembangunan di Malut, melalui penyediaan data dan informasi yang berkualitas, sebagai dasar pengambilan keputusan dan evaluasi demi terwujudnya pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Tiga indikator yang di rilis oleh BPS Malut ini, sejalan dengan upaya Pemprov Malut dalam menjaga stabilitas perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Instrumen dari perekonomian yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan adalah pengendalian inflasi, peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan, serta sektor jasa pariwisata yang terus tumbuh,” katanya.
Menurutnya, terkendali inflasi menjamin daya beli dan pendapatan riil masyarakat. Inflasi yang terlampau tinggi akan menggerus daya beli masyarakat serta nilai riil uang sehingga
berdampak pada meningkatnya angka kemiskinan. Sebaliknya, deflasi secara terus menerus juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Malut, karena mengindikasikan penurunan permintaan terhadap barang dan jasa.
Di sisi lainnya, kesejahteraan petani dan nelayan merupakan pilar penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengingat lapangan pekerjaan utama tertinggi masyarakat di Malut adalah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan.
Lanjutnya, hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI, Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kebijakan terkait peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan di Indonesia. Nilai Tukar Petani adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemampuan/daya beli petani/nelayan di perdesaan. Peningkatan Nilai
Tukar Petani Malut setiap bulannya merupakan hal yang kami harapkan tentunya.
Dirinya mengutarakan, bahwa tidak dapat dipungkiri, sektor jasa merupakan salah satu sektor pendukung yang penting dalam
perekonomian suatu wilayah. Sektor jasa dapat berperan strategis sebagai enabler (pemungkin) pertumbuhan
ekonomi. Salah satu jenis usaha yang merupakan pendukung utama bagi perkembangan pariwisata adalah usaha perhotelan. Kemajuan industri
perhotelan dapat diikuti perkembangannya melalui Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel.
“Pentingnya indikator yang dirilis ini, kami selaku pengambil kebijakan di Pemprov Malut, tentu saja akan menggunakan indikator ini sebagai bahan perencanaan serta evaluasi kebijakan kedepan. Selain itu, kami juga berharap agar sinergitas dan kolaborasi antara BPS sebagai penghasil data dan kami sebagai pengambil
kebijakan dapat terus berjalan dengan baik, sehingga dapat mewujudkan pembangunan Malut yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt. Kepala BPS Malut, Nurhidayat Maskat,
melaporkan bahwa, pada bulan November 2024, terjadi inflasi m-to-m Provinsi Malut sebesar 0,43%, dan Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) sebesar 0,18%. Inflasi y-on-y Provinsi Malut sebesar 2,78%, sedangkan Kabupaten Halteng sebesar 2,62%. Secara y-to-d Maluku Utara inflasi sebesar 1,19% dan Kabupaten Halmahera Tengah inflasi sebesar 0,45%.
Penyumbang utama inflasi pada November 2024 secara m-to-m, adalah:
– Provinsi Malut, kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,33%. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Ikan Selar/Ikan Tude, Bawang Merah, Ikan Cakalang/Ikan Sisik, Tomat, dan Ikan Bakar.
– Kabupaten Halteng adalah kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 0,14%. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Tomat, Bawang Merah, Ikan Malalugis/ Ikan Sorihi, Ikan Selar/Ikan Tude, dan Bawang Putih.
Penyumbang utama inflasi November 2024 secara y-on-y adalah:
– Provinsi Malut adalah Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 2,52%. Komoditas penyumbang inflasi antara lain Beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Emas Perhiasan, Ikan Cakalang/Ikan Sisik, dan Bawang Merah.
– Kabupaten Halteng, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil 2,24%. Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), Ikan Selar/Ikan Tude, Cabai Merah dan Cabai Rawit.
Dirinya melanjutkan, untuk Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) November sebesar 103,22, turun jika dibandingkan pada Oktober 2024. Indeks Harga Terima Petani (It) 125,11 (-0,41%) komoditas penyumbang biji pala dan cabai rawit. Indeks harga bayar petani (Ib) 121,20 (+0,26%) komoditas utama penyumbang tomat dan ikan cakalang.
Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Malut, November 2024.
NTUP 108,22 (-0,46%) dibandingkan pada Oktober 2024.
Harga terima petani (It) 125,11 (-0,41%) komoditas penyumbang Biji pala dan cabe rawit.
Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 115,61 (+0,06%) komoditas penyumbang Ongkos angkut dan bibit tomat.
Sedangkan untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel di Malut, dirinya menjelaskan bahwa
TPK Hotel, pada Oktober 2024 naik baik secara m-to-m maupun secara y-on-y, didorong oleh berbagai kegiatan paket meeting termasuk persiapan Pilkada serentak, serta beberapa acara festival yang diselenggarakan dalam tangka HUT Pemprov Malut.
TPK hotel bintang dan nonbintang sebesar 28,97%. TPK hotel klasifikasi bintang mencapai 49,89 persen dan TPK hotel nonbintang mencapai 28,50%.
Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) gabungan hotel bintang dan nonbintang Malut pada Oktober 2024 mengalami kenaikan, memiliki pola yang sama pada Oktober 2023. (rl)