AKSESNEWS.COM, TERNATE – Pj. Gubernur Maluku Utara, Drs. Samsuddin A. Kadir, menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2024 yang di selenggarakan oleh Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, di Gamalama Ballroom Bela Hotel, Selasa (3/12/24)
Kegiatan PTBI tahun 2024 tersebut juga dihadiri oleh Forkipimda Maluku Utara, Walikota Ternate, Para kepala OPD Maluku Utara, Pimpinan Insatansi Vertikal Malut, para Pimpinan Perbankan se-Malut, para Asosiasi dan para Pelaku Usaha Malu, Pemimpin redaksi media masa se-Malut, serta undangan lainnya.
Kita patut berbangga bahwa selama ini Bank Indonesia telah berkomitmen untuk senantiasa bersinergi dalam memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional. Dalam menghadapi dinamika ekonomi global yang cenderung stagnan dan dibayangi ketidakpastian seiring eskalasi tensi geopolitik, sinergi erat kebijakan Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait akan mampu memitigasi dampak rambatan ketidakpastian global,”demikan di katakan Pj. Gubernur Samsuddin diawal sambutannya.
Samsuddin sampaikan, bahwa sinergi kebijakan terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Nasional dan daerah yang berkelanjutan dan inklusif. Bank Indonesia terus mengarahkan respons bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk memperkuat stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk itu, atas nama pemerintah daerah “Saya sangat mengapresiasi Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang dilaksanakan hari ini, dimana kegiatan ini merupakan puncak high level event (HLE) Bank Indonesia yang telah diselenggarakan secara rutin sejak tahun 1969,” ucap Pj. Gubernur.
Agenda utama PTBI, lanjut Samsuddin, adalah untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian Nasional dan daerah, tantangan yang dihadapi dan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan, serta penyampaian arahan Presiden Republik Indonesia mengenai kebijakan Pemerintah ke depan.
Pandangan dan arahan tersebut tentu saja sangat ditunggu oleh para pemangku kepentingan dan akan menjadi referensi, khususnya bagi pelaku industri, investor dan kalangan dunia usaha dalam menentukan berbagai kebijakan maupun keputusan bisnis ke depan,”kata Samsuddin A. Kadir.
Dirinya juga katakan, bahwa PTBI pada tahun ini mengusung tema “Sinergi Memperkuat Stabilitas dan Transformasi Ekonomi Nasional.”ini didasarkan pertimbangan bahwa stabilitas makroekonomi yang saat ini terjaga dengan baik perlu terus dipertahankan di tengah berlanjutnya tantangan domestik dan global.
Stabilitas makroekonomi yang terus terjaga merupakan salah satu prasyarat penting untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan dan inklusif, serta sebagai pijakan untuk keberlanjutan transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas.
“Saya menginginkan sinergi kebijakan terus diperkuat untuk mempercepat transformasi ekonomi daerah agar perekonomian tumbuh lebih kuat,” ucap Samsuddin.
Pertemuan hari ini dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam merumuskan langkah kebijakan serta program strategis menghadapi tantangan ekonomi global maupun nasional,”pungkasnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara, Dwi Putra Indrawan, Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Maluku Utara merupakan daerah konsumen mengingat hampir 80% pasokan pangan berasal dari luar Maluku Utara, untuk itu pentingnya peningkatan produksi dan kerjasama antara daerah menjadi kunci dalam pengendalian infalsi di Maluku Utara.
“Hal tersebut sejalan dengan arahan Bapak Presiden Republik Indonesia pada rakornas inflasi tahun 2024 untuk terus mendorong kerjasama antar daerah dalam rangka pengendalian inflasi,”ucap Dwi Putra.
Dirinyanya juga katakan, melalui sinergitas TPID dengan GNPIP pada tahun ini telah terlaksana 3 penandatanganan MOU antar daerah untuk komoditas barito dan cabai merah baik secara government to government maupun business to business antara Pemerintah Kota Tidore dengan Kota Makassar, Ternate dengan Halteng, Tidore dengan Haltim, dan akan terus diperluas sebagai upaya dalam mengatasi ketersediaan pasokan di wilayah Maluku Utara.
Dengan mempertimbangkan beberapa hal tersebut diatas, pada tahun 2024 ini, “Kami memproyeksikan inflasi Maluku Utara secara wholeyear terjaga pada rentang 2,2% – 2,6% (yoy) ditengah ketidakpastian geopolitik kenaikan tarif cukai dan terbatasnya hasil panen beras di daerah pemasok,” pungkasnya. (red)