AKSESNEWS.COM, TERNATE – Diberbagai daerah di Indonesia, telah banyak terjadi serangkaian peristiwa ekstremisme radikal, termasuk bom bunuh diri. Tak hanya itu, penembakan dan lain sebagainya juga ikut mengusik keselamatan masyarakat dan kegiatan pemerintah.
“Fenomena ini jelas melahirkan rasa takut dan ketidakamanan sehingga mengusik berbagai elemen kehidupan masyarakat. Karena itu, pihak terkait, termasuk perempuan, perlu melakukan respon yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Hal ini disampaikan Gubernur Maluku Utara yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Sri Haryanti Hatari saat membuka kegiatan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara Tahun Anggaran 2022 di daerah dengan teman “Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme”, bertempat di Hotel Jati Ternate pada Senin, 17 Oktober 2022.
Secara terminologi, lanjut Gubernur, radikalisme dimaknai sebagai paham yang ditandai oleh empat unsur yang semuanya karakteristik yaitu tidak toleran dan tidak menghargai pendapat atau keyakinan orang lain.
Dan sikap fanatik terus mengarah pada kebenaran, perasaan terhadap diri sendiri, sikap eksklusif yang berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan orang pada umumnya dan sikap revolusioner yang cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan Teroris bermakna seseorang yang menggunakan kekerasan bertujuan menciptakan rasa takut dan terorisme merupakan penggunaan kekerasaan untuk melahirkan ketakutan dalam usaha mencapai suatu tujuan terutamanya tujuan politik.
Sri Haryanti Hatari menyampaikan, kegiatan pencegahan terhadap radikalisme dan terorisme merupakan bentuk bela negara, dan warga negara yang baik demi menjaga kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya dengan melakukan pencegahan gerakan radikalisme di masing-masing komunitas.
“Forum ini harus dapat melakukan upaya serius sehingga radikalisme atau terorisme mampu dicegah sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan pencegahan, “pesan Gubernur.
“Perempuan adalah figur utama dalam menciptakan keluarga yang harmonis dimana kemuliaan dan keselamatan dimulai dari keluarga itu sendiri. Perempuan dapat menjadi salah satu figur potensial yang mempunyai peran strategis dalam membantu pencegahan terorisme, kekerasan dan radikalisme.
Seorang perempuan berperan penting dalam pencegahan kekerasan jika perempuan tersebut mampu membangun lingkungan kehidupan keluarga yang harmonis dan senantiasa menekankan norma-norma keagamaan yang baik dan moderat sesuai dengan ajaran yang sebenarnya, “tulis Gubernur.
Melalui forum ini, saya kembali mengingatkan kepada Ketua FKPT Provinsi Maluku Utara dan anggota agar selalu berperan aktif memantau setiap pergerakan masyarakat. Berikanlah pemahaman kepada masyarakat tentang bahaya melakukan tindakan radikalisme dan terorisme.
“Saya berharap kepada seluruh peserta kegiatan dapat mengikuti dengan baik setiap materi yang disajikan oleh para narasumber agar dalam mengimplementasikan semua pengetahuan di lapangan akan tepat sasaran, “harapnya.
Tampak hadir, Pejabat BNPT Republik Indonesia, Astuti Idris, Ketua FKPT Provinsi Maluku Utara, Ir.Hasbi Pora, dan Para, seluruh organisasi perempuan, organisasi kemasyarakatan, BKMT Provinsi Malut dan Kepala Kesbangpol dan jajarannya, pengurus FKPT dan para Narasumber. (rls/red)