AKSESNEWS.COM, TERNATE – Sultan Ternate, Hidayatullah Mudaffar Sjah, resmi mengukuhkan ketua dan pengurus panitia pelaksana persiapan kegiatan Legu Tara Noate Maluku Kie Raha Tahun 2024.
Pengukuhan yang dilakukan Sultan Ternate ke-49 ini, berlangsung dalam kedaton Ternate dan disaksikan perangkat adat Kesultanan Ternate, Sabtu (30/12/23).
Pesta rakyat dengan nama Legu Tara Noate bertujuan untuk menghidupkan kembali event kebudayaan di Kota Ternate setelah kegiatan rutin tahunan Legu Gam tak lagi dilaksanakan selama dua tahun terakhir.
“Sebenarnya ini perlehata budaya dalam rangka kita melaksanakan perintah undang-undang pemajuan kebudayaan, “kata Sultan Ternate, Hidayatullah Mudaffar Sjah saat dikonfirmasi awak media.
Menurut Sultan, dulu ayahnya pernah buat Legu Gam yang bertepatan dengan hari ulang tahun beliau, namun kemudian ada persoalan maka dirinya mengambil kebijakan untuk meniadakan dan mengganti secara umum menjadi Legu Tara Noate,” ujarnya.
Dijelaskan, kegiatan Tara Noate dikonsepkan agak berbeda dengan Legu Gam yang biasanya dilaksanakan di Lapangan Salero di depan Kadaton Kesultanan Ternate, akan tetapi kali ini dilaksanakan di wilayah Ternate Selatan tepatnya di lokasi perikanan Bastiong Ternate.
“Kenapa harus di selatan, karena selama ini yang kami lihat slogan-slogan kota budaya itu ternyata tidak terlihat bahkan ada upaya membatasi budaya itu seolah-olah hanya Utara ke atas sampai di Pulau. Padahal keliru, Kota Ternate seluruhnya kota budaya dan orang yang menetap di Ternate ada orang yang berbudaya Ternate sebagaimana leluhur kita yang datang dari Jawa, Makassar, Cina dari Bugis ratusan tahun lalu dan Minangkabau bahkan menjadi warga adat di pulau Makean,” jelasnya.
Sultan Ternate ke-49 ini menjelaskan, keputusan itu berdasarkan bukti bahwa ada akulturasi yang harmonis dan tidak ada perbedaan antara umat manusia di Maluku Utara khususnya di Kota Ternate yang dilihat hanya manusianya ansih.
“Itulah adat Ternate, melihat manusia tanpa melihat latar belakangnya karena itu kita berupaya untuk bagaimana menciptakan kota ini menjadi kota budaya maka tidak bisa tidak kegiatan kebudayaan harus juga dilaksanakan di Ternate Selatan,” ungkapnya.
Dirinya berharap kegiatan ini bisa merangkul semua etnis yang ada di Kota Ternate untuk bersama sama memajukan daerah.
“Karena itu, ini merupakan PR buat panitia harus merangkul seluruh potensi budaya yang ada di Kota Ternate untuk dijadikan budaya Ternate masa depan, ini idealisme kenapa kita harus melaksanakan melanjutkan kegiatan kebudayaan di Kota Ternate setiap tahun dan insya Allah tahun muka panitia bersama perangkat bisa menghadap Menteri pariwisata untuk menjadikan Legu Tara Noate sebagai agenda nasional, itu yang diharapkan,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Legu Taranoate Syarif Abdullah mengucapkan terimakasih kepada pihak kesultanan khususnya Sultan Ternate atas kepercayaan yang diberikan kepada untuk mengelola satu event besar yang nomenklaturnya sudah dirubah di tahun 2024 itu menjadi Legu Tara Noate.
“Kami prinsipnya menyambut baik dan menjaga kepercayaan yang sudah diberikan kepada kami, jadi ada 5 kelurahan yang sudah dilibatkan dalam struktur kepanitiaan itu Mangga Dua, Bastiong Talangame, Bastiong Karance, Toboko dan Kota Baru, ” ungkap Syarif yang juga Ketua Pemuda Kelurahan Mangga Dua ini.
Menurutnya, setelah dikukuhkan ini pihaknya bersama dengan panitia akan berembuk untuk merancang sejumlah kegiatan yang akan dihadirkan pada event tersebut.
“Insya Allah kegiatan ini akan dilaksanakan pada Bulan Juli 2024 bertepatan dengan Haul almarhum Sultan Mudaffar Syah,” ungkapnya.
Untuk kegiatan yang akan dilaksanakan, Syarif menyebutkan ada 3 kegiatan adat yang wajib dilaksanakan yakni Kololi Kie, Feri Kie dan ziarah, sementara kegiatan lainnya yang berbasis kebudayaan masih dibicarakan di internal panitia, bahkan dirancang satu kegiatan yang dapat memecahkan rekor MURI.
“Setelah ini masih ada kegiatan lanjutan dan kami akan tetap merangkaikan beberapa kegiatan yang bisa diundang dari pihak-pihak luar serta ada empat kesultanan di Maluku Kie Raha dan kami tetap mengundang mereka untuk memberikan kontribusi karena bicara kesultanan tidak terlepas dari empat kesultanan,” jelasnya.
Diketahui, kegiatan ini mendapat sambutan dari masyarakat di 5 kelurahan yang siap melaksanakan dan menyukseskan kegiatan ini, serta mendapatkan dukungan para akademisi dari Universitas Khairun Ternate, IAIN Ternate dan Universitas Muhammadiyah Maluku Utara. (At)