AKSESNEWS.COM – PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) memberikan bantuan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UMK) di Desa Sawa, Kecamatan Lilyaly, Kabupaten Buru, Maluku.
Desa Sawa merupakan salah satu desa yang tercatat memiliki aktivitas pengelolaan Minyak Kayu Putih di daerah itu. Namun, dalam pengelolaan bisnisnya, UKM Ketel Parigi di Desa Sawa ini terkendala beberapa hal. Misalnya, kurangnya permodalan, minimnya Sumber Daya Manusia (SDM), maupun kesulitan untuk bersaing dengan pelaku usaha yang berskala besar. Kendala-kendala ini turut menyebabkan nasib para pelaku usaha lokal menjadi cukup terpuruk.
“Kondisi inilah yang mendorong PLN UIW MMU untuk turut mengambil peran. Melalui program TJSL ini, Kami ingin mewadahi, mengembangkan maupun meningkatkan produktivitas pengelolaan kelompok UMK Ketel Parigi ini,” kata Awat, Kamis (3/7/2024).
Awat menyebutkan, dalam menjalankan bisnisnya, PLN juga memberi perhatian kepada peningkatan perekonomian di wilayah kerjanya.
“PLN akan terus hadir dan berkolaborasi memajukan pelaku UMK demi peningkatan sektor ekonomi di daerah Kabupaten Buru khususnya. Hal ini selaras dengan konsep Sustainable Development Goals (SDG’s), di mana Kami tak hanya fokus pada usaha ketenagalistrikan tapi juga berupaya memberikan Creating Share Value (CSV) untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membangun UMK secara berkelanjutan,” sebut Awat.
Sejak 2020, PLN UIW MMU telah konsisten memberikan bantuan kapad UKM Ketel Parigi ini. Adapun bantuan yang diberikan PLN UIW MMU berupa pembangunan rumah produksi/ketel, pembelian material pendukung produksi, hingga bantuan modal usaha untuk operasional maupun sewa lahan.
“Kami berharap, melalui bantuan TJLS ini, pelaku UMK Ketel Parigi ini bisa meningkatkan produksinya dan membuka lebih banyak kesempatan pemberdayaan masyarakat setempat,” tutur Awat.
Sementara itu, Ketua UKM Ketel Parigi, Abdula Malaka menerangkan, pohon kayu putih yang tumbuh secara alamiah di daerahnya itu menghasilkan minyak dengan tingkat kemurnian tinggi dan mengandung komponen utama yaitu sineol sekitar 65-75 persen. Sudah pasti lewat proses penyulingan yang baik, akan menghasilkan produk yang berkualitas pula.
Abdula menuturkan, ke-10 anggota UKM Ketel Parigi ini memiliki keluarga yang harus dihidupi. Minyak Kayu Putih adalah salah satu harapan mereka, agar bisa membantu perekonomian keluarga.
“Di awal berproses, kami dihadapkan dengan kendala modal usaha, belum lagi sarana dan prasarana yang tidak memadai. Sehingga jumlah produksinya tidak terlalu banyak,” tutur Abdula.
Namun, dengan adanya bantuan modal usaha dalam bentuk pinjaman yang dikucurkan PLN UIW MMU, mampu digunakan untuk berpoduksi. Sejalan dengan itu, bantuan sarana dan prasarana juga dilengkapi. Hingga setahun berjalan, omzet UMK Ketel Parigi Bisa menembus angka Rp. 81 juta per bulan.
“Pencapaian ini berkat bantuan modal usaha, serta sarana dan prasarana yang diberikan PLN UIW MMU kepada Kami. Perputaran ekonomi di sini juga semakin baik, terbukti yang sebelumnya hanya bisa menjual 10 botol, sekarang sudah bisa menjual 30 botol per hari” aku Abdula.
Dia berharap, di tahun-tahun mandatang, UKM Ketel Parigi bisa lebih mandiri dan dapat memperluas pemasaran produk minyak kayu putih bukan hanya di dalam negeri tapi juga ke luar negeri, sehingga masyarakat sekitar dapat diberdayakan serta omzet semakin meningkat. (at/rls)