AKSESNEWS.COM, HALUT – Perhatian Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Maluku Utara (Malut) terhadap kelompok tani binaannya patut diapresiasi.
Mengapa tidak, selain bantuan berupa peralatan dan fasilitas pertanian serta pelatihan hilirisasi produk pertanian dengan nilai yang besar, mereka juga memfasilitasi kelompok tani agar dapat mengakses pinjaman di perbankan.
Pada Rabu (29/9/2021), BI Malut yang diwakili oleh Analis Yunior, Kevin Ardio memfasilitasi kelompok tani Maju Makmur dengan salah satu perbankan di Halmahera Utara.
Tak heran jika kehadiran BI sangat diharapkan petani, karena dinilai mampu memberikan solusi. Apalagi ditengah pandemi Covid-19 ini, petani membutuhkan suntikan dana segar dari pihak lain.
“Bank Indonesia sangat berkontribusi pada peningkatan produksi pertanian khusus di kelompok kami,”ujar ketua kelompok tani Maju Makmur, Tjandra disela-sela menerima tim monitoring dari BI Malut.
Tjandra sendiri merupakan petani kluster cabe, dengan luas lahan mencapai satu hektar. Dalam setahun ia bisa menghasilkan keuntungan sebesar 50 persen dari total pendapatan Rp. 200 juta, per dua kali panen.
Dalam merawat tanaman, Tjandra memang sejalan dengan program BI yakni menggunakan pupuk organik, meskipun belum 100 persen.
Menurutnya, pupuk organik membuat tanaman cabe lebih tahan lama, dan menekan biaya pengeluaran untuk membeli pupuk kimia.
“Jauh lebih hemat dengan pupuk organik, tapi kita kendalanya di kotoran sapi. Makanya selama ini kan kita gunakan kotoran ayam,”ungkapnya.
Dalam waktu dekat, Tjandra berencana menambah lahan pertanian baru seluas 1 hektar, yang digunakan juga untuk menanam cabe.
Selain Tjandra, petani yang tergabung dalam kelompok tani Maju Makmur ini sebanyak 25 orang, rata-rata luas lahannya mencapai 1 hektar, tang bergerak di sektor hortikultura.
Saat ini petani memang sudah meminimalisir penggunaan pupuk kimia, karena dinilai berdampak pada unsur hara dalam tanah, yang tentu mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan tanaman.
BI Malut secara bertahap meningkatkan kesadaran kelompok tani, sehingga perlahan mempengaruhi pola penggunaan pupuk dari kimia ke organik.
Analis Yunior BI Malut, Kevin Ardia menjelaskan, tujuan BI Malut adalah untuk meningkatkan jumlah serta kualitas produksi, baik padi maupun tanaman hortikultura lainnya.
“Jadi pupuk organik ini untuk jangka panjang, sehingga harapan kedepannya tentu perekonomian Maluku Utara dari sektor pertanian terus mengalami peningkatan atau menjadi lebih baik,”pungkasnya. (WY)